ABDIFAMA– Di era digital saat ini, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin pesat dan salah satu inovasi yang menonjol adalah ChatGPT (Generative Pre-trained Transformer).
ChatGPT adalah model bahasa yang dapat menghasilkan teks secara otomatis berdasarkan input yang diberikan. Meski memiliki banyak manfaat, seperti membantu dalam penelitian dan menyediakan informasi dengan cepat, penggunaan ChatGPT juga memiliki dampak negatif dan bahaya, terutama bagi mahasiswa.
Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dan bahaya penggunaan ChatGPT bagi mahasiswa di era digital.
1. Menurunkan Kualitas Pembelajaran
Penggunaan ChatGPT dapat menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran mahasiswa. Dengan kemudahan yang ditawarkan, mahasiswa cenderung mengandalkan teknologi ini untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka. Hal ini dapat mengurangi usaha dan kemampuan berpikir kritis, analitis, serta kreativitas dalam menyelesaikan masalah. Mahasiswa mungkin lebih memilih untuk meminta jawaban dari ChatGPT daripada mencari dan memahami informasi sendiri.
2. Memicu Plagiarisme
ChatGPT dapat memicu tindakan plagiarisme di kalangan mahasiswa. Karena kemampuannya dalam menghasilkan teks yang menyerupai tulisan manusia, mahasiswa mungkin tergoda untuk menyalin dan mengklaim hasil karya AI sebagai karya mereka sendiri. Plagiarisme tidak hanya merugikan mahasiswa secara akademik tetapi juga merusak integritas dan kredibilitas lembaga pendidikan.
3. Mengurangi Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Namun, dengan ketergantungan pada ChatGPT, mahasiswa bisa kehilangan kesempatan untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Penggunaan AI untuk menghasilkan esai atau laporan dapat mengurangi latihan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan menulis, mengurangi kemampuan berkomunikasi secara efektif.
4. Menyebabkan Ketergantungan
Ketergantungan pada ChatGPT dapat menjadi masalah serius. Mahasiswa yang terbiasa mengandalkan teknologi ini mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas atau proyek tanpa bantuan AI. Hal ini bisa berdampak buruk ketika mereka dihadapkan pada situasi di mana teknologi tersebut tidak tersedia atau tidak dapat digunakan, seperti ujian tertulis atau presentasi langsung.
5. Potensi Misinformasi
Meskipun ChatGPT dirancang untuk memberikan informasi yang akurat, tidak selalu ada jaminan bahwa setiap informasi yang dihasilkan benar. Terdapat risiko bahwa mahasiswa bisa menerima dan menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan. Kurangnya verifikasi terhadap informasi yang diperoleh dari ChatGPT bisa menimbulkan konsekuensi negatif dalam penyusunan tugas akademik atau proyek penelitian.
ChatGPT memiliki potensi besar untuk membantu dalam banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Namun, penting bagi mahasiswa untuk menyadari dampak negatif dan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan teknologi ini. Kesadaran dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi AI harus diutamakan untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tetap memberikan manfaat maksimal tanpa merugikan proses pembelajaran dan pengembangan keterampilan pribadi mahasiswa. Edukasi tentang etika penggunaan AI serta penekanan pada pentingnya keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif tetap harus menjadi fokus dalam pendidikan di era digital.